Selama kurang lebih 4 tahun TransJakarta menjadi bagian dari hidup saya, sarana angkutan umum yang sering dimaki sekaligus cintai karena telah rela mengantar sampai ke kampus. 5 kali dalam seminggu (dan kadang bahkan seminggu penuh), pulang dan pergi, baik itu, pagi hari ketika kuliah subuh, malam hari sepulang kelas terakhir, atau siang dan sore hari di kala senggang walau jarang. Berikut merupakan hasil observasi saya terhadap pengguna TransJakarta di hari kerja, termasuk saya di dalamnya:
1. Si Tiba-tiba buang muka padahal ngga ada yang ngeliatin
Paling sering dilakukan oleh laki-laki DAN perempuan muda yang ngeliat orang tua, anak kecil, ibu hamil atau orang yang mau pingsan tapi ngga mau ngasih tempat duduknya. Biasanya sikap ini diikuti dengan pura-pura tertidur. Hehe. Menurut saya sih, APAPUN jenis kelamin kamu, kalau masih sehat, ada baiknya berikan tempat duduk pada orang yang lebih membutuhkan.
2. Si Phone abuser
Apalah arti manusia jaman sekarang tanpa ponselnya? Orang-orang ini kebanyakan manusia paruh baya, entah mahasiswa, entah apapun pekerjaannya. Biasanya pemakai ponsel pintar dan ini merupakan cerminan kehidupan masyarakat kota banget. Megangin pasangan aja kayaknya ga seerat megang ponsel itu. Tapi, mereka yang kaya gitu baru bisa dibilang biasa, yang luar biasa adalah mereka yang begitu masuk bus, langsung memutar dangdut full volume dari ponselnya tanpa headset. Unicorn.
3. Si Tukang dorong
Bukan, bukan dorong gerobak atau dorong galon air *menurut ngana?!*, tapi saling dorong mau masuk ke dalam bus. Emang mau ke mana sih? Ngga tau juga. Biasanya terjadi kalau antrian panjang dan penuh banget di waktu-waktu pergi/pulang kantor, atau bisa jadi setiap waktu. Mungkin karena mereka memang buru-buru banget ingin berjumpa sanak keluarga di rumah atau karena sudah gerah aja, yang jelas dorong-dorongan kaya gini bisa brutal banget. Saya sendiri pernah sampai jatoh dan sendal saya copot. Kan lumayan sandal saya harganya 15ribu. Hiks. Biasanya pelaku adalah manusia berbadan biasa dengan tas sebesar gaban, mereka yang ngga sabaran, dan rombongan kawula muda (mau nonton bola atau ke PRJ). Cara ampuh untuk melawan orang kaya gini adalah… sikut yang kenceng! 😀
4. Mbak-mbak misuh
Kenapa saya bilang mbak-mbak, karena memang mayoritas pelaku adalah kaum hawa. Sorry, sist. TransJakarta itu kan kendaraan umum, armadanya langka, dan harganya murah, maka wajar banget dong kalau yang naik bejibun. Tapi mbak ini malah ngedumel dan dia ngga mau kena orang lain, ngga mau berdiri dempetan, ngga mau geser kalau ada yang mau keluar, langsung pake anti-septic kalau ngga sengaja kesenggol. Ketauan banget kalau jadi pacar ngga pernah pengertian. Hih!
5. Sleeping beauty
SAYA, BU, SAYA! Pokoknya setelah dapet tempat duduk, langsung lelap tertidur, kadang-kadang ditambah ngga sengaja nyander ke orang di sebelahnya. Hihi. Maklum, orang-orang seperti kami kelelahan setelah mengerjakan tugas kuliah semalaman, membanting tulang, dan membela negara. :p
6. Sprinter
Time is money, baby, dan sudah terkenal ke seantero pengguna bahwa bus sering sekali datang terlambat. Jika dari jauh sudah keliatan dan ada kesempatan untuk lari, ya sebaiknya ini dilakukan. Saya pernah lari dari shelter Dukuh atas 1 ke 2 dan di tengah ada bapak-bapak yang tepuk tangan sambil kasih aba-aba, “Yak! Satu, dua, tiga! Satu, dua, tiga!” -_________-
7. Pemamah Biak
Semua orang butuh tantangan dalam hidupnya dan seringkali tanda ‘DILARANG MAKAN DAN MINUM DI DALAM BUS’ dianggap hiasan belaka. Walaupun sudah ditegur, tapi sepertinya tanggung nih bumbu somaynya belum habis. Sluurrp! Diam-diam masukkin tas lagi. Lagian, apalah artinya peraturan tanpa dilanggar, ya ngga?
8. Yang muda yang belajar
Perhatiin deh, ini bisa jadi pertanda musim ujian sekolah atau kuliah. Anak-anak ini akan duduk diam tanpa kata dan berhadapan dengan bukunya. Pernah sekali saya lihat yang baca Linguistic: English-Arab, pas banget abis baca bismikallahuma ahya waamut.
p.s: Kalau ketemu anak-anak ini mending langsung dikasih uang jajan deh.
9. Si TUKANG GREPE-GREPE
BAKAAAR!!!
10. Golongan: Antri? Apa itu?
Sebenarnya kalau kita telaah lebih lanjut, menggunakan TransJakarta bisa mengajarkan kita menjadi manusia yang lebih beradab. Slah satunya dengan mengembangkan budaya antri. Antri ketika mau beli tiket atau antri mau masuk dan keluar bus. Tapi masih ada banyak orang yang merasa bisa berlagak seperti mobil presiden di jalanan, maunya duluan. Main serobot antrian tiket, nabrak-nabrak ketika mau masuk shelter, dan main selonong saat masuk/keluar bus. Untuk orang seperti mereka, saran saya: teriakin maling.
10+. Sebut saja, Harapan Bagi Umat Manusia
Selama ada keburukan pasti ada kebaikan dan orang-orang ini adalah bukti nyata yang masih dapat kita llihat bersama. Bukan langka, hanya jarang. Lelaki dan perempuan yang jika melihat orangtua akan langsung berdiri dan kasih tempat duduk. Jika ada ibu hamil masuk akan langsung menggelar karpet merah dan memberikan kenyamanan. Lebih memilih berdiri sekalipun ketika bus kosong. Bahkan rela memangku anak-anak kecil yang bukan anaknya sendiri. Zuper! kalau kata Mario Teguh. *tepuk tangan*
Ngomong-ngomong, sejak lulus kuliah saya sudah jarang menggunakan Trans Jakarta dan rindu juga.